“Seringkali kita melihat atau mendengar seorang paranormal
memanggil dan berkomunikasi dengan arwah atau roh para wali atau leluhur
mereka. Mungkinkah hal itu bisa terjadi, adakah dalil yang mendukungnya.
Bukankah yang datang itu tidak lebih dari jin yang menyerupai mereka?”
Keberadaan Jin dan Roh
Keberadaan jin seharusnya tidak dipermasalahkan lagi,
walaupun masih banyak golongan masyarakat yang tidak mempercayai akan adanya
syetan atau hantu atau bahkan jin. Hal tersebut bisa dimengerti karena
ketidakpahamannya akan isi Al Qur’an, sehingga hal hal yang berbau mistis
dianggap tabu dan tidak layak dipercayai. Tetapi bagi mereka yang paham,
mempercayai yang ghoib itu wajib hukumnya. Untuk itu perlu dijelaskan kembali
bahwa jin itu adalah makhluk Allah yang hanya berbeda dengan manusia dalam hal
asal diciptakannya, wujudnya yang berbeda dan alam kehidupannya yang juga
berlainan dengan kehidupan kita manusia.
Adapun dalil dalil tentang keberadaan jin adalah sbb.:
“Wa ma kholaqtul jinnaa wal insya
illa liya’buduuni”
|
“Dan AKU tidaklah menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-KU “ ( QS Adz Dzariyat : 56 )
|
Didalam firman Allah ini jelas disebutkan bahwa Tuhanlah
yang menciptakan jin dan manusia dan diciptakannya jin dan manusia itu semata
mata untuk menyembah Tuhan, Allah SWT. Didalam firman Tuahn yang lain
menyebutkan :
وَالجَانَّ خَلقْنَهُ مِنْ قَبْل مِنْ نَار السَّمُوم
|
Artinya : Dan Kami telah menciptakan jin jauh sebelum Nabi
Adam, dari nyala api yang sangat panas (QS Al Hijr : 27)
|
Penjelasan
diatas menggambarkan juga bahwa jin bahkan telah diciptakan oleh Allah SWT
sebelum makhluk yang namanya manusia itu ada dimuka bumi dan jin ditegaskan
terbuat dari api. Seperti halnya manusia, jin juga diciptakan untuk mengabdi
atau menyembah Allah SWT. Dalam kenyataannya jin itu sama dengan manusia, ada
yang taat ibadah dan bahkan banyak yang kafir.
Kemudian setelah manusia pertama
diciptakan oleh Allah SWT. yaitu Adam dan diperintahkan Iblis untuk sujud
kepadanya, iblis tadi menolak dengan dalih dirinya terbuAt dari api, sementara
Adam hanya dari tanah. Hal tersebut diuraikan dalam ayat 76 surat Saad berikut
ini.
قَالَ
أَنَا خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِي مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُ مِن طِينٍ
|
Artinya : Iblis menjawab(menolak sujud kepada Adam) :
Karena aku lebih baik darinya(Adam), aku terbuat dari api, sementara dia
hanya terbuat dari tanah
|
Logika sederhana sebenarnya sudah bisa menjawab, bahwa
keberadaan jin itu tidak perlu diragukan lagi dan dapat dipertanggungjawabkan,
karena kalau tidak, mengapa harus ada surat jin didalam Al Qur’an. Dengan kata
lain bahwa jin itu memang ada, mereka adalah makhluk Allah yang sama seperti
manusia, ada yang baik dan ada yang tidak baik, ada yang soleh dan ada yang
kafir. Cuma ada kelebihannya, ada segolongan jin yang bisa menyerupai manusia
dan suka mengganggu atau menggoda manusia. Sekarang tinggal manusia itu
sendiri, mudah digoda dan dikendalikan oleh jin atau sebaliknya, mampu
menundukkan atau mengendalikan para makhluk halus yang bernama jin.
Oleh karena itu, tidak terbantahkan bahwa banyak paranormal
memanfaatkan para jin untuk kepentingan kerjanya. Jin memang bisa diajak kerja
sama, diperintah dan dimintai tolong, yang penting kita harus tahu bahwa
derajat kita manusia adalah lebih tinggi dari makhluk lain, dan khususnya
jin. Dengan demikian akan menjadi lebih baik jika seseorang yang ingin memelihara
jin memiliki pemahaman dan keimanan yang tinggi sehingga tetap dalam posisi
sebagai pemegang kendali dan bukan sebaliknya. Mengapa, karena jin sama seperti
halnya manusia mereka juga memiliki nafsu, terkadang bandel, nakal bahkan jahat
hatinya. Disinilah sebenarnya pokok permasalahannya jika tidak hati hati,
ketika ingin berkomunikasi dengan arwah leluhur atau para wali, terkecoh dengan
kedatangan para jin dan yang penting diketahui adalah bagaimana kiatnya agar
terhindar dari hal semacam itu.
Karena jin itu sama seperti manusia maka, kiat menghindari
jin yang jahat, yang bisa berupa syetan, hantu, atau wujud makhluk halus
lainnya adalah hendaklah senantiasa kita memegang kitab Yasiin atau Al Qur’an
atau kalau tidak hendaklah selalu memegang tasbih dan berdzikir atau membaca
Surah An naas atau ayat Qursi. Dengan demikian, jin yang jahat itu tidak akan
berani mendekat, mereka akan kalah dengan ayat ayat Allah.
Dapatkah Arwah atau Roh Datang
Menemui Kita
Sebelum kita bicara lebih jauh ada hal yang perlu dipahami
dan diyakini kebenarannya, karena fakta ini atas dasar dalil Al Qur’an dan
Hadits, yaitu bahwa Arwah atau Roh melihat dan mendengar salam kita ketika kita
ziarah kubur, tetapi kita yang tidak bisa melihat dan mendengar salam mereka.
Bercerita Abu Bakar Abdillah bin Muhammad bin Ubaid dari
Yahya bin Yaman dari Zaid bin Aslam dari Aisyah, r.a. bahwa Nabi Muhammad
Rasulullah SAW bersabda : “Bahwa seseorang yang datang berziarah ke kuburan
saudaranya (teman atau keluarganya) kemudian duduk disamping kuburnya
maka, si mayit merasa suka dan membalas kepadanya sampai mereka berdiri pulang.
Mayit disini adalah orang yang telah meninggal dan mereka sudah menjadi bangkai
atau tulang belulang maka, maknanya mayit disini adalah jiwanya atau rohnya
atau arwahnya.
Disamping itu banyak hadits yang menjelaskan tentang anjuran
memberi salam ketika melakukan ziarah kubur. Tidaklah Nabi menganjurkan itu
jika kuburan itu hanya kumpulan tulang belulang belaka, melainkan ruh orang
orang yang dikubur disana pada dasarnya hidup atau tinggal disana menunggu dan
membalas salam dari para penziarah. Artinya ruh itu tetap ada dan hidup dialam
mereka sendiri.
Kemudian dapatkah ruh orang yang masih hidup bertemu
dan berkomunikasi dengan ruh orang yang telah mati ?. Jawabannya adalah bisa
dan itu didukung oleh firman Allah dalam Surat Az Zumar : 42
اللَّهُ
يَتَوَفَّى الْأَنفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا
فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرَى إِلَى أَجَلٍ
مُسَمًّى إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Artinya : Allah-lah yang mengambil jiwa manusia itu ketika
wafat dan ktika tidurnya sebelum wafat, lalu ditahannya jiwa itu (yang wafat)
serta dilepaskannya kembali jiwa lain (yang masih hidup) sampai batas waktu
yang ditentukan (bangun) Sesungguhnya hal itu menjadi bukti bagi yang mau
berpikir (Az Zumar :
42) .
Atas dasar hal diatas diyakini bahwa ruh orang mati dapat
bertemu dengan ruh orang yang masih hidup melalui mimpi atau dialam ghoib,
alamnya orang yang telah meninggal. Kemudian bagaimana sebaliknya, dapatkah
orang yang telah meninggal, dalam hal ini ruhnya datang menemui manusia yang
masih hidup didunia nyata, dialamnya manusia. Untuk hal ini memang masih banyak
silang pendapat, tetapi menurut keyakinan kami bahwa hal itu bisa dan bentuk
kehadirannya bermacam macam. Beberapa ilustrasi berikut ini
bisa dijadikan acuan atau bahan referensi.
Beberapa orang jama’ah haji bercerita bahwa mereka bertemu
dengan orang tua, kakak, adik atau kerabat lainnya di tanah suci Mekkah,
padahal orang dimaksud telah lama meninggal dunia. Apa mungkin masih bisa
berkeliaran jin dan syetan di tanah suci Mekkah, kalau bukan memang itu
perwujudan yang sebenarnya dari orang yang telah meninggal. Kalau Allah
mengizinkan mengapa tidak.
Kemudian, kalau dalam kehidupan mereka yang bergerak dalam
bidang supranatural atau perguruan-perguruan kebathinan hal semacam itu adalah
biasa dan dimungkinkan dan hal semacam itu tergantung keyakinan dan kepercayaan
pembaca.
Tetapi kalau ditelusuri lebih jauh dengan menjawab
pertanyaan ini : apakah ruh itu makhluk atau bukan, jika jawabannya ya maka,
wajar kalau makhluk itu bisa berkomunikasi, tinggal ruh yang mana dan datang
kepada siapa, atau saling
berkunjung
yang satu kepada yang lain. Dengan kata lain ruh yang dari alam ghoib (ruhnya
saja) berkunjung kepada ruh dialam nyata (ruh yang masih dibungkus jasad) atau
sebaliknya.
Ruh itu adalah makhluk Allah juga.
Mengutip isi buku Arruh li ibnil Qoyyim karangan Imam
Syamsudin Abi Abdillah bin Qayyim Al Jauzy halaman 177 menyebutkan : “Sedangkan
bagi ummat Islam sendiri telah diyakini bersama dan tidak ada yang berselisih
paham bahwa roh itu adalah makhluk, mulai dari ruhnya Nabi Adam dan
seterusnya turun temurun”.
Ini berarti bahwa ruh itu adalah makhluk Allah dan memiliki
sifat sifat sebagaimana halnya makhluk hidup, bersosialisasi dan berkomunikasi,
bahkan senantiasa berdzikir kepada Tuhan Allah SWT.
Menurut cerita banyak orang “pintar” bahwa para ruh yang
hidup dialam ghoib sana, memiliki kedudukan yang berbeda-beda, artinya makin
tinggi tingkat ketaqwaannya kepada Allah makin tinggi pula kedudukannya.
Kedudukan yang tinggi berpengaruh terhadap fasilitas yang diberikan oleh Allah
kepada mereka, salah satunya adalah diizikan dan diberi kemampuan untuk datang
menemui keluarganya, muridnya atau kerabatnya atau siapa saja yang
dikehendakinya dimuka bumi ini, dialam nyata ini. Walahualam bissawab.
Apa yang sering dilakukan orang, dan kami pun biasa
melakukannya jika ingin berhubungan dengan Almarhum orang tua atau
memanggil para leluhur adalah dengan ritual sebagai berikut :
o Bangunlah tengah malam, kemudian
mandi besar, berwudhu dan sholat hajat 2 rakaat
o
Selesai sholat membaca ayat ayat
berikut ini :
o Basmallah 7 X
o Syahadat dan shalawat Nabi 1X
o Al Falaq dan An nas masing masing 1X
o Al Ikhlas 3X
o Ayat Qursi 7 X
o Membaca Al Fatihah 41 X dan dihadiahkan kepada leluhur yang
ingin dipanggil
o Selesai semua itu anda tinggal menunggu dan meminta leluhur
tadi hadir
o Dari pengalaman orang yang berbeda maka, kehadiran tersebut
bisa beruapa Suara, Mimpi, dan atau berwujud, tetapi tetap tidak bisa disentuh
walaupun bisa dilihat dan dirasakan. Selamat mencoba, semoga berhasil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar