Agar
Ibu Hamil Tetap Fit Bekerja
Agar Ibu Hamil Tetap Fit Bekerja - Berbadan dua tidak identik dengan berbaring
seharian di ranjang. Kecuali tentu bila itu memang disarankan oleh dokter
karena sebab-sebab tertentu. Namun bila kehamilan ibu sehat-sehat saja, justru
bumil tetap dianjurkan beraktivitas.
Bagi bumil yang bekerja, Anda tetap
boleh beraktivitas seperti biasa. Namun ada trik tertentu yang bisa bumil
lakukan agar tetap fit beraktivitas, seperti saran dari dr Cindy, SpOG, K FER
dari RS Royal Trauma Jakarta, berikut ini:
1. Jangan lewatkan sarapan.
Sebelum bergegas ke tempat kerja, sempatkan untuk sarapan. Pastikan menu yang disantap bernilai gizi baik. Selain penting untuk bumil dan janin, sarapan juga menyuplai energi bagi tubuh agar bersiap menghadapi segala aktivitas sepanjang hari.
Sebelum bergegas ke tempat kerja, sempatkan untuk sarapan. Pastikan menu yang disantap bernilai gizi baik. Selain penting untuk bumil dan janin, sarapan juga menyuplai energi bagi tubuh agar bersiap menghadapi segala aktivitas sepanjang hari.
2. Jangan lupa camilan.
Bawalah camilan untuk bekal di perjalanan dan di tempat kerja di siang dan sore hari. Pilih camilan yang menyehatkan. Misal buah-buahan seperti jeruk, selain merupakan camilan sehat, jeruk dapat mengusir rasa mual yang umumnya tengah menimpa ibu hamil muda. Penting minum air putih minimal delapan gelas per hari agar terhindar dari dehidrasi. Untuk itu tak ada salahnya menyediakan selalu makanan kecil dan minuman di meja kerja.
Bawalah camilan untuk bekal di perjalanan dan di tempat kerja di siang dan sore hari. Pilih camilan yang menyehatkan. Misal buah-buahan seperti jeruk, selain merupakan camilan sehat, jeruk dapat mengusir rasa mual yang umumnya tengah menimpa ibu hamil muda. Penting minum air putih minimal delapan gelas per hari agar terhindar dari dehidrasi. Untuk itu tak ada salahnya menyediakan selalu makanan kecil dan minuman di meja kerja.
3. Perhatikan asupan gizi.
Sesibuk apa pun usahakan makan tepat waktu termasuk makan siang. Untuk memenuhi menu bergizi, Anda bisa membelinya di kantin atau warung yang terjaga kebersihannya. Tentu lebih baik membawa bekal dengan kandungan gizi lengkap dari rumah.
Sesibuk apa pun usahakan makan tepat waktu termasuk makan siang. Untuk memenuhi menu bergizi, Anda bisa membelinya di kantin atau warung yang terjaga kebersihannya. Tentu lebih baik membawa bekal dengan kandungan gizi lengkap dari rumah.
Beberapa makanan yang perlu dihindari
dan dibatasi adalah makanan yang terlalu pedas (karena dikhawatirkan
menyebabkan diare), makanan tinggi kalori rendah gizi (seperti gorengan),
makanan pemicu gula darah tinggi (seperti makanan manis dan berlemak) dan
makanan tinggi kolesterol.
4. Kenakan pakaian yang nyaman.
Pilih pakaian bekerja yang nyaman. Busana dengan bahan katun yang dapat menyerap keringat amat disarankan. Soal model busana, tentu sesuaikan dengan selera, yang paling penting model pakaian itu tidak terlalu sempit sehingga menekan perut dan membuat ibu hamil tidak nyaman.
Pilih pakaian bekerja yang nyaman. Busana dengan bahan katun yang dapat menyerap keringat amat disarankan. Soal model busana, tentu sesuaikan dengan selera, yang paling penting model pakaian itu tidak terlalu sempit sehingga menekan perut dan membuat ibu hamil tidak nyaman.
Untuk alas kaki hindari high heels
karena bisa menyebabkan otot meregang di sekitar punggung dan pinggang. Selain
juga sepatu hak tinggi dapat mengganggu keseimbangan tubuh. Idealnya, sepatu
atau sandal ibu hamil hanya memiliki hak tipis dan tidak licin.
5. Atur suhu ruangan.
Bila Anda dapat mengatur suhu ruangan kerja, aturlah AC sekitar 25-26 derajat Celcius. Namun bila ruangan diatur AC sentral sekitar 25-26 derajat Celcius. Namun bila ruangan diatur AC sentral dan suhu tersebut terlalu dingin bagi Anda, siasati dengan membawa baju hangat. Perlu diketahui, suhu ruangan yang terlalu dingin selain membuat bumil jadi lebih sering bolak balik ke toilet, juga bisa menyebabkan pusing, pegal atau kaku di bagian leher dan wajah.
6. Duduk nyaman.
Atur posisi kursi sedemikian rupa (tidak terlalu tinggi atau rendah ketimbang meja), sehingga bumil tetap merasa nyaman kala bekerja di depan komputer. Duduklah dengan tegak, bila perlu ganjal bagian punggun dengan bantal kecil. Usahakan telapak kaki tidak menggantung, tapi menapak lantai dengan posisi tungkai kaki tegak lurus.
Bila Anda dapat mengatur suhu ruangan kerja, aturlah AC sekitar 25-26 derajat Celcius. Namun bila ruangan diatur AC sentral sekitar 25-26 derajat Celcius. Namun bila ruangan diatur AC sentral dan suhu tersebut terlalu dingin bagi Anda, siasati dengan membawa baju hangat. Perlu diketahui, suhu ruangan yang terlalu dingin selain membuat bumil jadi lebih sering bolak balik ke toilet, juga bisa menyebabkan pusing, pegal atau kaku di bagian leher dan wajah.
6. Duduk nyaman.
Atur posisi kursi sedemikian rupa (tidak terlalu tinggi atau rendah ketimbang meja), sehingga bumil tetap merasa nyaman kala bekerja di depan komputer. Duduklah dengan tegak, bila perlu ganjal bagian punggun dengan bantal kecil. Usahakan telapak kaki tidak menggantung, tapi menapak lantai dengan posisi tungkai kaki tegak lurus.
Sesekali selonjorkan kedua kaki atau
tempatkan bangku kecil sebagai tempat berpijak agar bumil terhindar dari
pelebaran pembuluh darah di kaki ataupun kram. Jika aktivitas bumil
mengharuskan banyak berdiri, usahakan diselingi dengan berjalan. Cara ini
selain dapat mengusir rasa pegal juga dapat menghindari terjadinya pelebaran
pembuluh darah balik (varises). Begitu ada waktu segeralah duduk dan angkat kaki
secara lurus. Gunakan kursi tambahan sebagai ganjalannya.
7. Manfaatkan waktu rehat.
Selalu manfaatkan jam istirahat untuk berjalan-jalan sejenak di sekitar tempat kerja. Sekali lagi aktivitas ini berguna untuk mencegah bengkak pada kaki, sehingga sirkulasi darah tetap lancar. Di sela waktu bekerja (setiap 30 menit sekali) sempatkan juga untuk menggerakkan kaki dan jari-jari tangan, bila perlu berdirilah dari kursi kerja Anda dan berjalan sejenak meski hanya untuk mengambil air minum.
Selalu manfaatkan jam istirahat untuk berjalan-jalan sejenak di sekitar tempat kerja. Sekali lagi aktivitas ini berguna untuk mencegah bengkak pada kaki, sehingga sirkulasi darah tetap lancar. Di sela waktu bekerja (setiap 30 menit sekali) sempatkan juga untuk menggerakkan kaki dan jari-jari tangan, bila perlu berdirilah dari kursi kerja Anda dan berjalan sejenak meski hanya untuk mengambil air minum.
8. Bekerja optimal.
Usahakan bekerja secara optimal. Susun penugasan dari yang ringan sampai berat, atau sebaliknya tergantung kebiasaan Anda, sehingga pekerjaan itu dapat terselesaikan secara tuntas dan Anda tidak perlu lembur.
Usahakan bekerja secara optimal. Susun penugasan dari yang ringan sampai berat, atau sebaliknya tergantung kebiasaan Anda, sehingga pekerjaan itu dapat terselesaikan secara tuntas dan Anda tidak perlu lembur.
Hindari mengangkat atau mendorong
beban berat karena otot-otot jadi bekerja keras yang justru dikhawatirkan
menimbulkan kontaksi. Bila dirasa tak mampu, minta bantuan rekan kerja untuk
melakukannya.
Bila bumil merasa beban kerja cukup
tinggi dan berisiko stres, coba berlatih pernapasan, yoga, dan gerakan-gerakan
peregangan. Hal-hal ringan seperti ini dapat mengusir stres dan membuat bumil
lebih rileks.
9. Atur waktu cuti melahirkan.
Persiapkan waktu cuti melahirkan setidaknya 1-2 minggu sebelum perkiraan bersalin. Masa istirahat yang cukup setelah persalinan bisa membuat ibu mengembalikan kondisi badan serta memberi waktu untuk menyusui.
Persiapkan waktu cuti melahirkan setidaknya 1-2 minggu sebelum perkiraan bersalin. Masa istirahat yang cukup setelah persalinan bisa membuat ibu mengembalikan kondisi badan serta memberi waktu untuk menyusui.
Tuntaskan semua tugas sebelum waktu
cuti tiba, prioritaskan pekerjaan dengan tenggat waktu yang lebih dekat. Dengan
begitu, sepanjang cuti Anda tak memiliki tunggakan tugas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar