| 
Syathoriyah  | 
| 
Di dalam mendidik, membimbing,dan
  membina para murid, Thoriqoh Syathoriyyah menerapkan aturan-aturan sebagai
  berikut; 
1.
  Syarat Masuk Thoriqoh Syathoriyah 
Untuk
  menjadi anggota Thoriqoh Syathoriyah, seseorang harus memenuhi syarat-syarat
  sebagai berikut: 
 
2.
  Kewajiban Murid Syathoriyyah 
Setelah
  menjadi anggota Thoriqoh Syathoriyah, maka dia mempunyai kewajiban-kewajiban
  sebagai beikut: 
 
3. Larangan Atas Murid Syathoriyah 
Seseorang yang telah menjadi anggota Thoriqoh
  Syathoriyah, maka dia dilarang melakukan hal-hal sebagai berikut: 
a.
  Mencaci, membenci
  dan memusuhi Sayyidisy Syaikh Abdullah Asy-Syathari. 
b.
  Meremehkan wirid Thoriqoh Syathoriyah. 
c.
  Memutuskn hubungan dengan makhluk tanpa ada izin syara’,terutama
  dengan sesama anggota Thoriqoh Syathoriyah. 
d. Merasa aman dari makrillah. 
4. Aturan Melaksanakan Wirid Syathoriyah 
Untuk melaksanakan wirid atau dzikir dalam Thoriqoh
  Syathoriyah,hendaknya seseorang mempehatikan aturan-aturan sebagai berikut; 
a.
  Dalam keadaan normal hendaknya bacaan wiridnya terdengar
  oleh dirinya sendiri. 
b.
  Harus suci dari najis, baik pada pakaian, badan ,tempat
  maupun apa saja yang dibawanya. 
c. Harus suci dari hadats,baik besar maupun kecil. 
d. Harus menutup aurat sebagaimana dalam keadaan sholat,
  baik laki-laki maupun perempuan. 
e. Tidak boleh berbicara. 
f. Harus menghadap kiblat. 
g. Harus dengan duduk. 
h. Tashawwurr, yaitu membayangkan wajah mursyidnya dengan
  memejamkan mata setelah membaca Al-Ikhlas, Al-Mu’awwidzatain, istighfar, dan
  shalawat ummy serta sebelum hadlrah Al-fatihah. 
i.
  Memikirkan dan mengingat makna wirid
  yang dibacanya dari awal sampai akhir. Kalau tidak bisa hendaknya
  memperhatikan dan mendengarkan bacaan wiridnya. 
Keterangan 
§ Kalau
  ada udzur boleh berbicara asal tidak lebih dari dua kata. Kalau lebih dari
  itu, maka wiridnya batal, kecuali disebabkan oleh orangtuanya atau suaminya
  sekalipun bukan murid Syathariyah. 
§ Kalau
  ada udzur boleh tidak menghadap kiblat, seperti sedang dalam perjalanan atau
  sedang berada dalam ijtima’ (perkumpulan). 
§ Kalau
  ada udzur boleh tidak duduk, seperti sakit atau dalam perjalanan. 
5. Aurad Thoriqoh Syathoriyah 
Wirid –wirid yang harus dibaca ketika melaksanakan
  amalan Thoriqoh Syathoriyyah adalah sebagai beikut: 
a.
  Membaca surat Al-Ikhlas 3 kali. 
b. Membaca
  surat Al-Falaq sekali. 
c. Membaca
  surat An-Nas sekali. 
d. Membaca istighfar 3 kali, dengan sighot sebagai
  berikut: 
استغفر الله العظيم الذي لا اله الا
  هو الحي اليوم واتوب اليه.  
e.
  Membaca
  shalawat ummy 3 kali sebagai berikut: 
اللهم صل على سيدنا محمد النبي
  الاميى وعلى اله وصحبه وسلم.  
f.
  Tashawwur kepada mursyidnya. 
g.
  Hadlrah Al-Fatihah kepada :  
-
  Nabi Muhammad Saw  
-
  Ahli silsilah Thoriqoh Syathoriyyah, khususnya kepada
  Sayyidisy Syaikh Abdullah Asy-Syathori.  
-
  Guru mursyidnya. 
h.
  Istidrok bi Kalimah At-Tauhid, yaitu membaca kalimah
  thoyyibah dengan memejamkan mata sambil menggenggam ibu jari tangan dengan
  kedua tangan masing-masing, serta dengan memanjangkan bacaan kalimah
  thoyyibah sekuat nafas dan membacanya di dalam hati saja dengan di ulang tiga
  kali. 
i.
  Membaca kalimah thoyibah lagi tujuh kali, dengan dibaca
  biasa seperti pada umumnya. 
j.
  Membaca kalimah Thoyibah lagi yang sighotnya sebagai
  berikut; 
لااله الا الله, لا اله الا الله لا
  اله الا اللهم حمد رسول الله صلى الله عليه وسلم كلمة حق عليها نحي وعليها نموت
  وعليها نبعث ان شاء الله تعالى من الامنين.  
dan
  Membaca do’a yang diberikan oleh mursyidnya. 
6. Waktu Pelaksanaan 
Untuk
  melaksanakan dalam Thoriqoh Syathoriyyah seperti tersebut di atas,waktunya
  terbagi menjadi dua bagian, yaitu; 
a.
  Ba’da dhuhur, ba’da ‘Ashar dan ba’da maghrib.Diamalkan
  adalah tersebut di atas, baik urutannya maupun bacaannya, yang jumlah semua
  kalimah thoyyibahnya adalah 13 kali. 
b.
  Ba’da ‘Isya’ dan ba’da Shubuh.
  Diamalkan adalah juga sama, hanya ada sedikit perbedaan yaitu pada huruf(i),
  jumlah kalimah thoyyibahnya adalah 107 kali. Jadi jumlah semua kalimah
  thoyyibahnya adalah 113 kali. 
Keterangan: 
Sumber informasi mengenai Thoriqoh Syathoriyyah ini
  adalah; 1).KH. Abdul Hamid bin KH.Anas bin KH.Abdul Jamil, salah satu
  pengasuh Pondok Pesantren “Buntet Pesantren”, Buntet, Astana Japura, Sindang
  Laut, Cirebon. 2).KH.M. Anis
  Wahdi Abbas bin KH. Ahmad Mustahdy bin KH. Muhammad Abbas bin KH.Abdul Jamil
  , Cirebon. 3).KH.M Ni’amullah Khan bin KH. Abdul Hamid bin KH Anas bin
  KH.Abdul Jamil, Cirebon. 
Adapun sanad thoriqoh (bukan kemursyidan) para beliau
  adalah sebagai berikut; 
1. KH.Abdul Hamid bin Anas dari KH.Ahmad Mustahdy dari
  ayahandanya KH.Muhammad Abbas dari ayahandanya KH.Abdul Jamil dari Sayid
  Sholeh dari Syaikh Muhammad Anwar dari Syaikh Asy’ari dari Syaikh Sayyid
  Muhammad As-Sayyid Al-Nadaniy dari Syaikh Sayyid Thohir bin Ibrahim dari
  Syaikh Sayyid Ibrahim bin Thohir dari Syaikh Sayyid thohir dari Ayahandanya
  ,Sayid Al-Mala’ Ibrahim Al-Mu’alli dari Syaikh Sayyid Ahmad bin Muhammad
  Al-Qosyasiy Al-Qurosyi dari Syaikh Sayyid Ahmad Asy-Syanawi dari Syaikh
  Sayyid Shibghotullah bin Ruhullah Jamal Al-Buruji Al-Husaini dari Syaikh Sayyid
  Wajihuddin Muhammad Al-Ghouts Al-Alawiy dari Syaikh SayyidDhuhur Al-Hajj
  Hudlur dari Syaikh SayyidAbul Fath Hidayatullah Sarmasat dari Syaikh Sayyid
  Qodli Asy-Syathor dari Syaikh SayyidMaulan Abdullah Asy-Syathor dari Syaikh
  Sayyid Muhammad bin Al-‘Arif dari Syaikh Sayyid Muhammad Al-‘Asyiq dari
  Ayahandanya, Syaikh Khadzaqoli dari Syaikh Sayyid Abul Hasan Al-Khirqon dari
  Syaikh Sayyid Abul Mudhoffar At-turk Ath-Thusi dari Khawajah Al-‘a’rabi Yazid
  Al-‘Isyqi dari Khawajah Muhammad Al-Maghrabi dari Syaikh Sayyid Abu Yazid
  Al-Bustami dari Syaikh Sayyidina Al-Imam Ja’far Ash-Shodiq dari Sayidina
  Al-Imam Muhammad Al-Bagir Dari Sayidina Al-Imam Zainal Abidin dari Sayyina
  Al-Imam Al-Husein dari Sayidina Al-Imam Ali bin Abi Thalib radliallhu anhum
  ajma’in dari Sayyidina Rasulullah Saw dari Jibril AS dari Allah Swt. 
2.
  KH.M.Anis Wahdy ‘Abbas
  dari KH.Abdullah Abbas dari KH.Ahmad Mustahdy dari ayahandanya KH.Muhammad
  Abbas dari ayahandanya KH.Abdul Jamil dan seterusnya sama dengan yang di
  atas. | 



 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar