Indahnya Bersama
Rasululullah
Bulan kelahiran
Nabi Muhammad saw telah datang. Gema salawat terdengar di berbagai penjuru. Ya
di bulan Rabiul Awwal inilah Nabi kita Muhammad lahir membawa pencerahan dan
membawa cahaya dan kemilau Islam ke muka bumi.
Allah berfirman
dalam surat Yunus ayat 85 yang artinya: “Katakanlah, sebab fadhal Allah
(lahirnya Rasul saw) dan sebab rahmatnya (risalah Rasul saw), hendaklah dengan
itu maka bergembiralah. Fadhal dan Rahmat Allah adalah lebih baik dari apa yang
mereka kumpulkan (harta benda)”.
Dalam ayat ini terdapat
perintah “bergemberilah”. Para ulama banyak berpendapat bahwa bergembira yang
dimaksud merupakan hal wajib sebagai timbal jasa terhadap terciptanya Rasulullah
saw walaupun hal itu tidak sebanding. Kerana dengan terciptanya beliau sehingga
terwujudlah kita dan bisa merasakan kehidupan ini, lebih-lebih kita bisa
merasakan indahnya agama Islam.
Dalam Hadis
Qudsy dijelaskan, “Andaikata tidak ada kamu (Muhammad), andaikata tidak ada
kamu, maka sungguh akupun tidak akan menciptakan cakrawala”.
Dengan kata
lain, bisa difahami bahwa rahmat Allah yang paling utama adalah diutusnya Nabi
Muhammad (risalahnya Nabi) ke alam dunia ini. Juga, sebagai pembawa sinar
penerang dari kegelapan (jahiliyyah) menuju hidayah (islamiyyah). “Dan tiada
aku mengutusmu kecuali rahmat bagi seluruh alam” (QS. Al- Anbiya’ 107).
Rasa syukur dan terima
kasih kita kepada Nabi saw adalah sahih dan sangat benar. Ibnu Hajar pernah
menukil sebuah hadis sahih, bahwa rasulullah saw pernah ke Madinah bertemu
orang Yahudi yang sedang puasa hari Asyura, Nabi bertanya kenapa kamu puasa
hari ini? Mereka menjawab ini adalah hari di mana Allah menenggelamkan Fir’aun
dan menyelematkan Nabi Musa, kami puasa sebagai rasa syukur terima kasih, maka
Nabi saw berkata aku lebih utama dari pada Musa dan kamu sekalian.
Adapun bentuk
rasa syukur dan terima kasih kita kepada baginda Rasul saw bisa kita tunjukkan
dengan beribadah menjalankan perintah dan menajuhi larangannya. Seperti salat,
puasa, sedekah, membaca Alquran, dan sebagainya. Juga menjauhi segala apa yang
dilarang, seperti melakukan acara-acara yang dilarang oleh syari’at Islam,
seperti membunuh, meminum minuman keras, berzina dan sebagainya.
Selain itu, yang
tak kalah penting adalah dengan memperbanyak membaca salawat kepada Nabi.
Apalagi bulanini meripakan momentum kelahiran Nabi Muhammad saw. Diterangkan
dalam kitab Madarijussu’ud, bulan yang paling utama bulan Ramadan,
kemudian bulan Muharram, kemudian Rajab, kemudian Dzul Hijjah kemudian Dzul
Qa’dah dan terakhir Sya’ban dan bulan lainnya sama kedudukannya. Sementara
malam yang paling utama adalah malam kelahiran Nabi Muhammad saw. Malam utam
lainnya adalah malam Lailatul Qadr malam
Isra’ Mi’raj kemudian malam Arafah kemudian malam Jumu’ah malam Nisfu Sya’ban dan
kemudian malam hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.
Oleh karenanya
sangat penting meningkatkan kecintaan kita terhadap Rasulullah dengan
meningkatkan menjalani ritus kesalihan serta memperbanyak membaca salawat ke
Nabi Muhammad saw.
“Sesungguhnya
Allah melaikatnya membaca solawat kepada Nabi. Wahai orang-orangyang beriman
bersolawatlah kepadanya dan berilah salam dengan sesunguh salam.” (QS. Al Ahzab
ayat 56).
Dalam Kitab Fadhailussholawat
diterangkan barang siapa yang membaca solawat kepada Nabi maka tujuh puluh ribu
malaikat akan memintakan ampun kepada mereka, dan barang siapa yang dimintakan
ampun oleh malaikat maka termasuk ahli surga. Bertepatan dengan momentum mauled
Nabi ini tak ada salahnya meningkatkan solawat kita. Ini karena begitu besarnya
keutamaan membaca solawat atas Nabi.
Hal penting lain
dalam momentum kali ini adalah menumbuhkan tingkah laku kita sesuai dengan
sunnah Nabi. Hal-hal sunnah yang dilakukan Nabi hendaknya bisa kita tiru untuk
diteladani. Seperti misalnya bercelak, makan langung menggunakan tangan, dan
memakai wewangian.
Bercelak adalah
salah satu akhlak Rasul, dengan menjalaninya, selaian tampak lebih menarik,
juga melancarkan sirkulasi darah di daerah mata, sehjingga dijauhkan dari
penyakit mata. Di samping itu juga diberikan penglihatan yang lebih tajam lahir
dan batin.
Dengan memakan
langsung menggunakan jari-jari (tanpa sendok), maka membantu proses pencernaan
makanan, karena dalam jari-jari tangan terdapat zat-zat yang mampu melunakkan
makanan serta penawar bakteri pada makanan. Sehingga dalam tubuh akan menjadi
lebih sehat dan bugar. Selain itu, akhlak rasul saat makan adalah memakai
pakaian yang bersih dan rapi. Sehingga dalam soal makan pun, diharapkan akan
mendapatkan limpahan rizki yang baik serta berpengaruh terhadap kepribadian.
Sedang memakai
wewangian adalah sunnah rasul dalam hal melakukan kebaikan-kebaikan, seperti
wangi dalam berdzikir, wangi dalam membaca Alquran, memakai wewangian dalam
majlis ta’lim dan sebagainya.
Begitu banyak
suri tauladan dari Rasulullah yang patut kita contoh dan kita teladani. Mulai
bulan ini, mari kita tingkatkan rasa cinta kita terhadap Rasul, karena kadar
bobot keimanan seseorang bisa diukur dari kecintaanya terhadap Rassulullah saw.
(*)
Nur Amin
Abdurrahman
Ustadz Ma’had
Qudsiyyah Kudus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar