(30) NURUL 'A'YUN
43 Karya Tulis/Lagu Nur Amin Bin Abdurrahman:
(1) Kitab Tawassulan Washolatan, (2) Kitab Fawaidurratib Alhaddad, (3) Kitab Wasilatul Fudlola', (4) Kitab Nurul Widad, (5) Kitab Ru'yah Ilal Habib Luthfi bin Yahya, (6) Kitab Manaqib Assayyid Thoyyib Thohir, (7) Kitab Manaqib Assyaikh KH.Syamsuri Menagon, (8) Kitab Sholawat Qur'aniyyah “Annurul Amin”, (9) Kitab al Adillatul Athhar wal Ahyar, (10) Kitab Allu'lu'ul Maknun, (11) Kitab Assirojul Amani, (12) Kitab Nurun Washul, (13) Kitab al Anwarullathifah, (14) Kitab Syajarotul Ashlin Nuroniyyah, (15) Kitab Atthoyyibun Nuroni, (16) Kitab al 'Umdatul Usaro majmu' kitab nikah wal warotsah, (17) Kitab Afdlolul Kholiqotil Insaniyyahala silsilatis sadatil alawiyyah, (18) Kitab al Anwarussathi'ahala silsilatin nasabiyyah, (19) Kitab Nurul Alam ala aqidatil awam (20) Kitab Nurul Muqtafafi washiyyatil musthofa.(21) KITAB QA'IDUL GHURRIL MUCHAJJALIN FI TASHAWWUFIS SHOLIHIN,(22) SHOLAWAT TARBIYAH,(23) TARJAMAH SHOLAWAT ASNAWIYYAH,(24) SYA'IR USTADZ J.ABDURRAHMAN,(25) KITAB NURUSSYAWA'IR(26) KITAB AL IDHOFIYYAH FI TAKALLUMIL ARABIYYAH(27) PENGOBATAN ALTERNATIF(28) KITAB TASHDIRUL MUROD ILAL MURID FI JAUHARUTITTAUHID (29) KITAB NURUL ALIM FI ADABIL ALIM WAL MUTAALLIM (30) NURUL 'A'YUN ALA QURRATIL UYUN (31) NURUL MUQODDAS FI RATIBIL ATTAS (32) INTISARI & HIKMAH RATIB ATTAS (33) NURUL MUMAJJAD fimanaqibi Al Habib Ahmad Al Kaff. (34) MAMLAKAH 1-25 (35) TOMBO TEKO LORO LUNGO. (36) GARAP SARI (37) ALAM GHAIB ( 38 ) PENAGON Menjaga Tradisi Nusantara Menulusuri Ragam Arsitektur Peninggalan Leluhur, Dukuh, Makam AS SAYYID THOYYIB THOHIR Cikal Bakal Dukuh Penagon Nalumsari Penagon (39 ) AS SYIHABUL ALY FI Manaqib Mbah KH. Ma'ruf Asnawi Al Qudusy (40) MACAM-MACAM LAGU SHOLAWAT ASNAWIYYAH (bahar Kamil Majzu' ) ( 41 ) MACAM-MACAM LAGU BAHAR BASITH ( 42 ) KHUTBAH JUM'AT 1998-2016 ( 43 ) Al Jawahirun Naqiyyah Fi Tarjamatil Faroidus Saniyyah Wadduroril Bahiyyah Lis Syaikh M. Sya'roni Ahmadi Al Qudusy.
Rabu, 27 Agustus 2014
HUMOR GUS DUR
HUMOR ZUHUD a'la Gus Dur
Suatu ketika Gus Dur diberi uang oleh seorang anggota DPR RI sebesar Rp. 15 juta. Gus Dur lalu menaruh uang itu di lacinya. Selagi Gus Dur masih ngobrol dengan orang tersebut, datanglah seorang artis berinial MM. Ia sering muncul di koran karena didzalimi pejabat atau menteri Orde Baru, dinikahi hingga punya anak namun kemudian dicampakkan. MM mengeluh kesulitan uang kepada Gus Dur. Tanpa pikir panjang Gus Dur mengambil uang itu dan memberikan kepada MM.
kemudian di DPP PKB Gus Dur kedatangan tamu di kantor PBNU.
Orang itu memberi amplop berisi uang Rp. 35 juta.
Selang beberapa saat kemudian datang seorang kenalan Gus Dur yang mengaku perlu uang untuk membangun rumahnya. Gus Dur langsung memberikan uang itu kepada orang tersebut.
Anehnya, dia langsung ngacir. Para tamu yang berada di sekitar Gus Dur, termasuk Idalcux heran, bahkan ada yang mengingatkan Gus Dur bahwa orang tadi tidak jujur dan sering menipu.
“Saya tahu. Kan lebih baik menipu saya dari pada menipu orang lain,”
kata Gus Dur enteng.
whaaaaaaaaaaaakkkk
ZIARAH KE MAKAM NABI MUHAMMAD SAW.
Oleh: KH. Ali Ma’shum Krapyak Yogyakarta
A. Pendahuluan
Pada suatu ketika Nabi Muhammad Saw. membaca ayat berisi keluhan Nabi Isa As.:
إِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ ۖ وَإِنْ تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
“Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka itu hambaMu. Dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa Maha Bijaksana.” (QS. al-Maidah ayat 118).
Dan beliau membaca lagi ayat berisi keluhan Nabi Ibrahim As.:
رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ ۖ فَمَنْ تَبِعَنِي فَإِنَّهُ مِنِّي ۖ وَمَنْ عَصَانِي فَإِنَّكَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan manusia. Barangsiapa yang mengikutiku maka ia termasuk golonganku, dan barangsiapa mendurhakaiku maka sesungguhnya Engkau Maha Pengampun Maha Penyayang.” (QS. Ibrahim ayat 36).
Lalu Nabi Muhammad Saw. berdoa mengangkat kedua tangannya dan bersabda:
اَلّلهُمَّ أُمَّتِي
“Ya Allah, umatku…”
Beliau Saw. bersujud dan menangis (benar-benar memohon dikabulkannya dari Allah Swt.). Selanjutnya. Allah Maha Mendengar doa keluhan itu dan mengutus Malaikat Jibril untuk menanyakan apa sebab Nabi Muhammad Saw. menangis. Setelah Malaikat Jibril melakukan tugas lalu melaporkan kembali kepada Allah Ta’ala. Lalu Allah memerintahkan kembali Malaikat Jibril untuk menyampaikan keputusanNya kepada Nabi Saw.:
إِنَّا سَنُرْضِيْكَ فِي أُمَّتِكَ وَلاَ نَسُوْءُكَ
“Sesungguhnya Aku meluluskan kerelaanmu buat umatmu, dan Aku tidak menimpakan kejelekan atasmu.” (HR. Muslim).
Melihat kisah tersebut kita mengetahui betapa besar tanggung jawab Nabi Saw. untuk menyelamatkan umatnya, kaum muslimin. Dan betapa besar anugerah Allah Swt. yang dilimpahkan kepada kita lantaran permohonan beliau Saw. itu.
Nabi Muhammad Saw. benar-benar agung jasanya buat kita bahkan terlalu agung. Tidakkah kita perlu membalas jasanya itu? Dalam batas yang paling kecil saja, misalnya; seberapa besar kecintaan (mahabbah) kita kepada Nabi Saw.?
Mahabbah kepada Nabi Saw. adalah pertanda keimanan. Nabi Saw. pernah mendoakan Sayyidina Harmalah bin Yazid yang datang menghadapnya:
اَلّلهُمَّ اجْعَلْ لَّهُ لِسَانًا صَادِقًا وَقَلْبًا شَاكِرًا وَاْرزُقْهُ حُبِّي وَ حُبَّ مَنْ يُحِبُّنِي
“Ya Allah jadikanlah lisan Harmalah berkata jujur, hatinya syukur, dan anugerahilah kecintaannya kepadaku dan kepada sekalian orang yang mencintaiku.” (HR. ath-Thabarani).
Dari hadits ini bisa kita petik suatu hikamah, yaitu betapa besarnya nilai mahabbah kepada Nabi Saw.
Mahabbah atau rasa cinta bukanlah sekedar diucapkan dengan lisan. Tetapi yang terpenting adalah sikap hati. Setelah hati cinta, maka lisan akan menyatakan dan dengan sendirinya perbuatan anggota badan akan siap mengabdi dan berkorban. Apabila kita benar-benar mencintai Nabi Saw., maka hati kita selalu tertambat pada beliau, lisan kita selalu menyebut asma beliau, dan kita kerahkan diri kita untuk memenuhi petunjuk beliau.
Tuntutan rasa cinta murni tidak sekedar begitu. Tetapi kita selalu ingin duduk berdampingan, melihat beliau dan mengunjungi kediaman beliau. Seperti inilah cinta yang sejati. Hal ini tidak beda dari sebait syair yang digubah oleh seseorang yang mencintai Nona Laila:
أَرَاْلأَرْضَ تُطْوَى لِي وَ يَدْ نُوْ بَعِيْدُهَا # وَكُنْتُ إِذَا مَا جِئْتُ ليلي أَزُرُوْهَا
“Dan jika aku berkunjung kepada Laila, kurasakan sang bumi terlipat kecil, jarak jauh terasa dekat.”
Dengan demikian kita bisa mengukur seberapa kadar mahabbah kita kepada Nabi Muhammad Saw. Berapa menit sehari hati kita tertambat kepada Nabi Saw.? Berapa puluh kali sehari lisan kita membaca Shalawat Nabi? Dan berapa banyak tuntunan Nabi Saw. telah kita kerjakan? Demikian pula, berapa kali kita telah mengunjungi Nabi Saw. –tempat kediaman Nabi Saw.? Atau berapa kali kita telah niat untuk ziarah kepada Nabi Saw, dan seterusnya?
B. Ziarah Ke Makam Nabi Muhammad Saw.
Ziarah makam Nabi Saw. adalah salah satu bentuk ekspresi rasa mahabbah kepada beliau. Selain itu, Nabi Saw. sendiri telah bersabda:
مَنْ حَجَّ فَزَارَ قَبْرِى بَعْدَ وَفَاِتي فَكَأنَّمَا زَارَنىِ فِى حَيَاتى
“Barangsiapa berhaji lalu ziarah ke kuburku setelah wafatku, maka bagaikan ia mengunjungiku saat masih hidupku.” (HR. al-Baihaqi, ath-Thabarani dan lainnya).
مَنْ زَارَ قَبْرِى وجبت له شفِاعتى
“Barangsiapa ziarah ke kuburku, maka pastilah ia mendapat syafaatku.” (HR. al-Baihaqi dan ad-Daruquthni).
مَنْ جَاءَنِى زَائِراً لَايَعْلَمُ حَاجَةً إِلاَّزِيَارَتِى كَانَ حَقًّا عَلَيَّ أَنْ أَكُوْنَ لَهُ شَفِيْعًا يَوْمَ اْلقِيَامَةِ
“Barangsiapa berziarah kepadaku dan hanya itu saja keperluannya, maka kewajiban atasku untuk mensyafaatinya di hari kiamat.” (HR. ath-Thabarani dan ad-Daruquthni).
Demikianlah tiga dalil hadits secara tegas menerangkan keutamaan ziarah ke makam Nabi Saw. Dalam hadits berikut bisa kita ketahui adanya anjuran untuk kita melakukannya:
مَامِنْ أَحَدٍ مِنْ اُمَّتِي لَهُ سَعَةٌ ثُمَّ لَمْ يَزُرْنِى فَلَيْسَ لَهُ عُدْرٌ
“Tak seseorangpun dari umatku yang telah berkesempatan (untuk ziarah) kemudian tidak mau melakukan ziarah kepadaku, melainkan tiada lagi alasan baginya.” (HR. Ibn Najjar).
C. Keutamaan Ziarah Ke Makam Nabi Muhammad Saw.
Dari hadits di atas telah kita ketahui bahwa ziarah ke makam Nabi Muhammad Saw. adalah sama utamanya dengan ziarah kepada Nabi Saw. sewaktu hidupnya. Dalam hadits lainnya dikatakan:
لاَتُشَدُّالرَّجَلُ إِلاَّ إِلَى ثَلاَثَةٍ مَسَاجِدَ : المَسْجِدِ الحَرَامِ وَمَسْجِدِي هَذَا، والمَسْجِدِاْلأَقْصَى
“Tidak perlu mengadakan pemberangkatan kecuali untuk menuju tiga masjid; Masjid al-Haram, Masjidku ini (Masjid Nabawi) dan Masjid al-Aqsha.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Hadits ini menegaskan bahwa ada tiga masjid yang mempunyai keutamaan. Selain yang tiga itu tingkat keutamaannya sama saja; masjid besar terletak di kota besar dan dihuni oleh orang-orang besar, tingkat keutamaannya sama saja dengan masjid kecil di kota kecil dibangun dan dihuni oleh orang-orang kecil.
1. Masjid al-Haram di Makkah mempunyai keutamaan shalat di dalamnya bernilai 100.000 kali lipat. Keutamaan ini adalah merupakan pancaran dari keagungannya sebagai Baitullah dan di sini pula terletak Ka’bah yang menjadi kiblat kaum Muslimin.
2. Masjid al-Aqsha di Palestina mempunyai keutamaan shalat di sana bernilai 500 kali lipat. Keutamaan ini adalah merupakan pancaran dari keagungannya sebagai masjid tempat peribadahan para nabi Bani Israel. Dan bahkan di sini pula mereka disemayamkan.
3. Masjid Nabawi mempunyai keutamaan shalat di dalamnya bernilai 1000 kali lipat, yaitu dua kali keutamaan Masjid al-Aqsha. Keutamaan ini adalah merupakan pancaran dari keagungannya sebagai masjid yang dibangun oleh Nabi Saw., tempat beribadahnya Nabi Saw., pusat pennyiaran Islam di hari-hari pertamanya, dan bahkan di situ pula Nabi Saw. dikuburkan. Jadi keutamaan yang besar yang dimiliki Masjid Nabawi adalah semata-mata karena diri Nabi Saw. Nabi Saw. lah yang menjadi sumber keutamaan masjid tersebut. Kalau bukan karena Nabi Saw. ada di situ, maka niscaya sama saja dengan masjid-masjid yang lain.
Sekarang kita sudah mengetahui Masjid Nabawi mempunyai keutamaan sebesar itu dikarenakan ada Nabi Saw. Hal ini berarti sumber keutamaannya adalah Nabi Saw. dan Masjid Nabawi tersebut dapat menimbulkan curahan rahmat dan berkah bagi orang yang mengunjunginya dan beribadah di dalamnya.
Ada satu pertanyaan dari sekelompok orang yang salah memahami dalil bahwa: “Memang benar ziarah ke Masjid Nabawi akan memperoleh berkah, tetapi ziarah ke makam Nabi yang menjadi sumber berkah masjid tersebut justru tidak memperoleh berkah, dan bahkan dilarang melakukannya.”
Menurut pembaca risalah ini, benarkah logika kaum yang salah paham tersebut? Kami yakin, Anda sepakat dengan kami dan bahwa logika sekelompok orang itu salah. Anak yang baru tingkat ibtidaiyyah (SD) pun akan mampu menunjukkan kesalahan logika tersebut.
Syaikh Abu Said al-Hammami, seorang ulama al-Azhar Mesir, menilai bahwa logika itu hanya mungkin diucapkan oleh:
المَجَانِيُن اْلَّذِيْنَ لاَيَعُوْنَ مَا يَقُوْلُوْنَ أَوْ يَقُوْلُهُ عَدَوُّالإِسْلاَمَ وَرَسُوْلِ اْلإِسْلاَمِ
“Orang-orang gila yang tidak paham lagi perkataannya sendiri atau perkataan itu dikemukakan oleh musuh Islam dan musuh Rasulullah Saw.” (Lihat dalam Ghauts al-‘Ibad halaman 105 karya Syaikh Abu Yusuf al-Hammami, cet. Isal Babil Halabi, Mesir, tahun 1350 H).
D. Ada yang Salah Paham
Seperti telah kami singgung di atas ada sekelompok orang yang melarang untuk ziarah ke makam Nabi Saw. Mereka berdalil pada hadits:
لاَتُشَدُّالرَّجَلُ إِلاَّ إِلَى ثَلاَثَةٍ مَسَاجِدَ : المَسْجِدِ الحَرَامِ وَمَسْجِدِي هَذَا، والمَسْجِدِاْلأَقْصَى
“Tidak perlu mengadakan pemberangkatan kecuali untuk menuju tiga masjid; Masjid al-Haram, Masjidku ini (Masjid Nabawi) dan Masjid al-Aqsha.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Kami merasa aneh bin ajaib. Mengapa hadits tersebut dikatakan menunjukkan adanya larangan ziarah ke makam Nabi Saw.? Uraian lebih lanjut dan lebih lengkap terlalu panjang ditulis di sini. Kami persilakan Anda membaca buku kami yaitu “Hujjatu Ahlissunnah wal Jama’ah” halaman 27-35.
Untuk menambah keterangan, dalam kitab asy-Syifa bi Ta’rif Huquq al-Mushthafa, al-Qadhi Iyadh menyatakan bahwa ziarah makam Nabi Saw. adalah merupakan keutamaan dan hal itu telah menjadi ijma’ seluruh kaum Muslimin. Demikian, Wallahu A’lam. (Diedit ulang dari catatan Ustadz Muhammad Yusuf Anas, MA Unggulan Al-Imdad).
Sya’roni As-Samfuriy, Cilangkap Jaktim 22 April 2014
http://www.muslimedianews.com/2014/04/ziarah-ke-makam-nabi-muhammad-saw.html
http://pustakamuhibbin.blogspot.com/2014/04/ziarah-ke-makam-nabi-muhammad-saw.html
Suka • • Bagikan
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
4 GOLONGAN LELAKI YANG DITARIK WANITA KE NERAKA
1. AYAHNYA Apabila seseorang yang bergelar ayah tidak mempedulikan anak-anak perempuannya di dunia. Dia tidak memberikan segala keperluan agama seperti mengajar sholat, mengaji dan sebagainya. Dia membiarkan anak-anak perempuannya tidak menutup aurat .. Seorang Ayah tidak cukup kalau dengan hanya memberi kemewahan dunia saja maka dia akan ditarik oleh anaknya ke neraka.
2. SUAMINYA Apabila seorang suami tidak mempedulikan tindak tanduk isterinya.Bergaul bebas di tempat kerja, berhias diri bukan untuk suami tapi untuk pandangan kaum lelaki yang bukan mahram, apabila suami mendiamkan diri ... walaupun dia seorang alim ataupun seorang ahli ibadah sekalipun (sholat tidak ditunda, puasa tidak tinggal) maka dia akan ditarik oleh isterinya ke neraka.
3. KAKAK LAKINYA Apabila ayahnya sudah tiada, tanggungjawab menjaga muruah wanita jatuh pada abang-abangnya ... jikalau mereka hanya mementingkan keluarganya saja dan adik perempuannya dibiarkan melenceng dari ajaran Islam .. tunggulah tarikan adiknya di akhirat ke neraka.
4. ANAK LELAKINYA. Apabila seorang anak tidak menasehati seorang ibu perihal kelakuan yang haram dari Islam, maka anak itu akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak ... nantilah tarikan ibunya.***Betapa hebatnya tarikan wanita bukan saja di dunia bahkan di akhirat tarikannya begitu hebat ... maka kaum lelaki yang bergelar ayah / suami / abang lebih baiknya memainkan peranan yang sebenarnya.Firman Allah Subhanahu Wa Ta ' ala :"LELAKI ITU PEMIMPIN ATAS WANITA"(AL-MAIDAH:34)
HAI WANITA, kasihanilah ayah anda, suami anda, abang-abang anda serta anak-anak lelaki anda ...Kasihanilah diri kamu sendiri dengan menjalankan perintah Allah Subhanahu Wa Ta ' ala.Untuk yang bergelar Muslimah,* Semoga Hijab Menjadi Pakaianmu* Semoga kesucian Menjadi Amalanmu* Semoga Kesopanan Menjadi Perhiasanmu* Semoga Syurga Menjadi Tempatmu
SELAMAT HARI KARTINI untuk PEREMPUAN HEBAT INDONESIA
Suka • • Bagikan • 1.23364334
Rahasia Gus Dur dan Mbah Maimoen Zubair
Monday, 21 April 2014 11:47 Hikmah
Muslimedianews.com ~ Dalam Video berdurasi 10 menit 11 detik ini, KH Marzuqi Mustamar memaparkan dalam bahasa jawa mengenai rahasia KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan KH. Maimoen Zubari (Mbah Moen) yang tidak diketahui banyak orang.
Berikut cuplikan terjemahan yang disampaikan oleh KH. Marzuqi Mustamar :
Saya akan bercerita sedikit, saya sebut saja namanya, “Gus Dur”. Terserah Anda mau percaya atau tidak, ini ceramahnya Mbah KH. Maimoen Zubair saat acara 1.000 hari Gus Dur di Tebuireng. Saat Gus Dur masih hidup terlihat beliau tak pernah cocok dengan KH. Maimoen Zubair. Ternyata ini rahasia! Kesepakatan mereka berdua.
Yang cerita Mbah KH. Maimoen Zubair sendiri saat ceramah di Tebuireng: “Saya menikahkan anak habis jutaan rupiah. Saya tak pernah mengeluarkan uang sepeser pun, semua uang itu dari Gus Dur. Tapi dirahasiakan agar orang-orang tidak tahu bahwa yang membantunya adalah Gus Dur.”
Sudah, Anda tetap terlihat beruswah saja dengan saya, yakni “Supaya orang-orang tidak tahu amalku.” Apa Anda kuat seperti itu? Demi menyembunyikan amalnya agar tidak diketahui manusia.
***
Di Malang, sebelah barat Panjen ada daerah namanya Jatikerto. Di Jatikerto ada orang biasa, bukan ulama besar, sekitar berusia 30 tahun. Namanya Agus. Gus Dur pernah mendatangi rumahnya dan titip 3 koper. Koper itu tidak boleh dibuka sebelum Gus Dur wafat.
Ketika Gus Dur sudah wafat, koper itu pun dibuka. Ternyata isinya uang sebanyak Rp. 3 Milyar. Dia disuruh membagikannya kepada anak-anak yatim dan janda-janda miskin.
Sungguh, demi menyembunyikan amal sampai sebegitunya. Terkadang penampilannya jelek, kontroversi, agar orang-orang mencemoohnya, tidak menganggapnya kyai dan tidak menganggapnya wali. “Tidak dianggap wali biarin, tidak dianggap kyai ya biarin.”
Setiap menyembunyikan amal seperti itu. Apa Anda kuat? Apa mampu? Di zaman modern ini lhoh masih ada orang yang seperti itu. Dan karena orang tidak tahu sejatinya apa yang dilakukan, akhirnya banyak yang mencemooh Gus Dur. Gus Dur pun siap-siap saja. Dan itu resiko. Resiko bagi orang yang menyembunyikan amalnya.
Anda semisal jadi pengurus pesantren, pengurus takmir masjid, menyumbangnya paling banyak dan tidak pernah dilaporkannya kepada panitia, tapi langsung ke took bangunan. Tak ada seorang pun yang mengetahuinya. Akhirnya Anda dicemooh: “Anda ini ketua takmir, tapi sama sekali tidak pernah menyumbang!”
Anda hanya diam saja, dan dengan rendah hati berkata: “Mohon dimaafkan, mohon maafkan saya. Doakan supaya saya tidak menjadi orang yang bakhil.”
Tidak ada seorang pun yang tahu, apa Anda kuat? Bisa ikhlas seperti itu? Di zaman modern seperti ini lhoh masih ada orang seperti itu.
Berikut videonya :
Kunjungi www.facebook.com/muslimedianews Sumber MMN: http://www.muslimedianews.com/2014/04/rahasia-gus-dur-dan-mbah-maimoen-zubair.html#ixzz2zZnpjSzA
Wajib Dibaca Menjelang Pemilu; Gus Dur Kaulah Pahlawan dan Teladanku
Sunday, 6 April 2014 10:52 Figure, Headlines, Indonesian
Muslimedianews ~ Di akhir tahun 1998 Gus Dur rawuh (datang) di Wonoi orang Wonosobo. Saat itu sedang ramainya era reformasi, beberapa bulan setelah Pak Harto jatuh. Dan ini terjadi beberapa bulan sebelum Gus Dur menjadi orang nomer satu di Negeri ini. Beliau masih menjabat sebagai Ketua PBNU.
Bertempat di Gedung PCNU Wonosobo, Gus Dur mengadakan pertemuan dengan pengurus NU dari Wonosobo, Banjarnegara, Pubalingga, Kebumen, Temanggung dan Magelang.
Tentu saja semua kiai ingin tahu pendapat Gus Dur tentang situasi politik terbaru. Penulis hadir di situ walaupun bukan kiai, dan duduk persis di depan Gus Dur. Penulis lah yang menuntun Gus Dur menaiki Lantai 2 PCNU Wonosobo.
“Pripun Gus situasi politik terbaru?” tanya seorang kiai.
“Orde Baru tumbang, tapi Negeri ini sakit keras.” kata Gus Dur.
“Kok bisa Gus?”
“Ya bisa, wong yang menumbangkan Orde Baru pakainya emosi dan ambisi tanpa perencanaan yang jelas. Setelah tumbang mereka bingung mau apa, sehingga arah reformasi gak genah. Bahkan Negeri ini di ambang kehancuran, di ambang perang saudara. Arah politik Negeri ini sedang menggiring Negeri ini ke pinggir jurang kehancuran dan separatisme. Lihat saja, baru berapa bulan Orde Reformasi berjalan, kita sudah kehilangan propinsi ke-27 kita, yaitu Timor Timur.” kata Gus Dur.
Kiai tersebut sebagaimana biasa, kalau belum mulai bicara. Pak Habibi, kita semua akan merasa kasihan dengan sikap Gus Dur yang datar dan seperti capek sekali dan seperti aras-arasen bicara. Tapi kalau sudah mulai, luar biasa memikat dan ruangan jadi sepi kayak kuburan, tak ada bunyi apapun selain pangendikan Gus Dur.
Seorang kiai penasaran dengan calon presiden devinitif pengganti Pak Habibi yang hanya menjabat sementara sampai sidang MPR. Ia bertanya: “Gus, terus siapa yang paling pas jadi Presiden nanti Gus?”
“Ya saya, hehehe…” kata Gus Dur datar.
Semua orang kaget dan menyangka Gus Dur guyon seperti biasanya yang memang suka guyon.
“Yang bisa jadi presiden di masa seperti ini ya hanya saya kalau Indonesia gak pingin hancur. Dan saya sudah dikabari kalau-kalau saya mau jadi presidan walau sebentar hehehe...” kata Gus Dur mantab.
“Siapa yang ngabari dan yang nyuruh Gus?” tanya seorang kiai.
“Gak usah tahu. Orang NU tugasnya yakin saja bahwa nanti presidennya pasti dari NU,” kata Gus Dur masih datar seperti guyon.
Orang yang hadir di ruangan itu bingung antara yakin dan tidak yakin mengingat kondisi fisik Gus Dur yang demikian. Ditambah lagi masih ada stok orang yang secara fisik lebih sehat dan berambisi jadi presiden, yaitu Amin Rais dan Megawati. Tapi tidak ada yang berani mengejar pertanyaan tentang presiden RI.
Kemudian Gus Dur menyambung: “Indonesia dalam masa menuju kehancuran. Separatisme sangat membahayakan. Bukan separatismenya yang membahayakan, tapi yang memback up di belakangnya. Negara-negara Barat ingin Indonesia hancur menjadi Indonesia Serikat, maka mereka melatih para pemberontak, membiayai untuk kemudian meminta merdeka seperti Timor Timur yang dimotori Australia.”
Sejenak sang Kiai tertegun. Dan sambil membenarkan letak kacamatanya ia melanjutkan: “Tidak ada orang kita yang sadar bahaya ini. Mereka hanya pada ingin menguasai Negeri ini saja tanpa perduli apakah Negeri ini cerai-berai atau tidak. Maka saya harus jadi presiden, agar bisa memutus mata rantai konspirasi pecah-belah Indonesia. Saya tahu betul mata rantai konspirasi itu. RMS dibantu berapa Negara, Irian Barat siapa yang back up, GAM siapa yang ngojok-ojoki, dan saya dengar beberapa propinsi sudah siap mengajukan memorandum. Ini sangat berbahaya.”
Kemudiaan ia menarik nafas panjang dan melanjutkan: “Saya mau jadi presiden. Tetapi peran saya bukan sebagai pemadam api. Saya akan jadi pencegah kebakaran dan bukan pemadam kebakaran. Kalau saya jadi pemadam setelah api membakar Negeri ini, maka pasti sudah banyak korban. Akan makin sulit. Tapi kalau jadi pencegah kebakaran, hampir pasti gak akan ada orang yang menghargainya. Maka, mungkin kalaupun jadi presiden saya gak akan lama, karena mereka akan salah memahami langakah saya.”
Seakan mengerti raut wajah bingung para kiai yang menyimak, Gus Dur pun kembali selorohkan pemikirannya. “Jelasnya begini, tak kasih gambaran,” kata Gus Dur menegaskan setelah melihat semua hadirin tidak mudeng dan agak bingung dengan tamsil Gus Dur.
“Begini, suara langit mengatakan bahwa sebuah rumah akan terbakar. Ada dua pilihan, kalau mau jadi pahlawan maka biarkan rumah ini terbakar dulu lalu datang membawa pemadam. Maka semua orang akan menganggap kita pahlawan. Tapi sayang sudah terlanjur gosong dan mungkin banyak yang mati, juga rumahnya sudah jadi jelek. Kita jadi pahlawan pemyelamat yang dielu-elukan.”
Kemudian lanjutnya: “Kedua, preventif. Suara langit sama, rumah itu mau terbakar. Penyebabnya tentu saja api. Ndilalah jam sekian akan ada orang naruh jerigen bensin di sebuah tempat. Ndilalah angin membawa sampah dan ranggas ke tempat itu. Ndilallah pada jam tertentu akan ada orang lewat situ. Ndilalah dia rokoknya habis pas dekat rumah itu. Ndilalalah dia tangan kanannya yang lega. Terus membuang puntung rokok ke arah kanan dimana ada tumpukan sampah kering.”
Lalu ia sedikit memajukan duduknya, sambil menukas: “Lalu ceritanya kalau dirangkai jadi begini; ada orang lewat dekat rumah, lalu membuang puntung rokok, puntung rokok kena angin sehingga menyalakan sampah kering, api di sampah kering membesar lalu menyambar jerigen bensin yang baru tadi ditaruh di situ dan terbakarlah rumah itu.”
“Suara langit ini hampir bisa dibilang pasti, tapi semua ada sebab-musabab. Kalau sebab di cegah maka musabab tidak akan terjadi. Kalau seseorang melihat rumah terbakar lalu ambil ember dan air lalu disiram sehingga tidak meluas maka dia akan jadi pahlawan. Tapi kalau seorang yang waskito, yang tahu akan sebab-musabab, dia akan menghadang orang yang mau menaruh jerigen bensin, atau menghadang orang yang merokok agar tidak lewat situ, atau gak buang puntung rokok di situ sehingga sababun kebakaran tidak terjadi.”
Sejenak semua jamaah mangguk-mangguk. Kemudian Gus Dur melanjutkan: “Tapi nanti yang terjadi adalah, orang yang membawa jerigen akan marah ketika kita cegah dia naruh jerigen bensin di situ: “Apa urusan kamu, ini rumahku, bebas dong aku naruh di mana?” Pasti itu yang akan dikatakan orang itu.”
“Lalu misal ia memilih menghadang orang yang mau buang puntung rokok agar gak usah lewat situ, Kita bilang: “Mas, tolong jangan lewat sini dan jangan merokok. Karena nanti Panjenengan akan menjadi penyebab kebakaran rumah itu.” Apa kata dia: “Dasar orang gila, apa hubungannya aku merokok dengan rumah terbakar? Lagian mana rumah terbakar?! Ada-ada saja orang gila ini. Minggir! saya mau lewat.”
Kini makin jelas arah pembicaraannya dan semua yang hadir makin khusyuk menyimak. “Nah, ini peran yang harus diambil NU saat ini. Suara langit sudah jelas, Negeri ini atau rumah ini akan terbakar dan harus dicegah penyebabnya. Tapi resikonya kita tidak akan popular, tapi rumah itu selamat. Tak ada selain NU yang berpikir ke sana. Mereka lebih memilih: “Biar saja rumah terbakar asal aku jadi penguasanya, biar rumah besar itu tinggal sedikit asal nanti aku jadi pahlawan maka masyarakat akan memilihku jadi presiden.”
“Poro Kiai ingkang kinormatan.” kata Gus Dur kemudian. “Kita yang akan jadi presiden, itu kata suara langit. Kita gak usah mikir bagaimana caranya. Percaya saja, titik. Dan tugas kita adalah mencegah orang buang puntung rokok dan mencegah orang yang kan menaruh bensin. Padahal itu banyak sekali dan ada di banyak negara. Dan pekerjaan itu secara dzahir sangat tidak popular, seperti ndingini kerso. Tapi harus kita ambil. Waktu yang singkat dalam masa itu nanti, kita gak akan ngurusi dalam Negeri.”
“Kita harus memutus mata rantai pemberontakan Gerakan Aceh Merdeka di Swiss, kita harus temui Hasan Tiro. Tak cukup Hasan Tiro, presiden dan pimpinan-pimpinan negara yang simpati padanya harus didekati. Butuh waktu lama,” lanjut Gus Dur.
“Belum lagi separatis RMS (Republik Maluku Sarani) yang bermarkas di Belanda, harus ada loby ke negara itu agar tak mendukung RMS. Juga negara lain yang punya kepentingan di Maluku,” kata Gus Dur kemudian.
“Juga separatis Irian Barat Papua Merdeka, yang saya tahu binaan Amerika. Saya tahu anggota senat yang jadi penyokong Papua Merdeka, mereka membiayai gerakan separatis itu. Asal tahu saja, yang menyerang warga Amerika dan Australia di sana adalah desain mereka sendiri.”
Kemudian Gus Dur menarik nafas berat, sebelum melanjutkan perkataan berikutnya. “Ini yang paling sulit, karena pusatnya di Israel. Maka, selain Amerika saya harus masuk Israel juga. Padahal waktu saya sangat singkat. Jadi mohon para kiai dan santri banyak istighatsah nanti agar tugas kita ini bisa tercapai. Jangan tangisi apapun yang terjadi nanti, karena kita memilih jadi pencegah yang tidak populer. Yang dalam Negeri akan diantemi sana-sini.”
Sekonyong beliau berdiri, lalu menegaskan perkataan terakhirnya: “NKRI bagi NU adalah Harga Mati!”
“Saya harus pamit karena saya ditunggu pertemuan dengan para pendeta di Jakarta, untuk membicarakan masa depan negara ini. Wasalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh...” tutup Gus Dur.
Tanpa memperpanjang dialog, Gus Dur langsung pamit. Kita bubar dengan benak yang campur-aduk, antara percaya dan tidak percaya dengan visi Gus Dur. Antara realitas dan idealitas, bahwa Gus Dur dengan sangat tegas di hadapan banyak kiai bahwa dialah yang akan jadi presiden. Terngiang-ngiang di telinga kami dengan seribu tanda tanya.
Menghitung peta politik, rasanya gak mungkin. Yang terkuat saat itu adalah PDIP yang punya calon mencorong Megawati putri presiden pertama RI yang menemukan momentnya. Kedua, masih ada Partai Golkar yang juga Akbar Tanjung siap jadi presiden. Di kelompok Islam modern ada Amien Rais yang juga layak jadi presiden, dan dia dianggap sebagian orang sebagai pelopor Reformasi.
Maka kami hanya berpikir bahwa, rasional gak rasional, percoyo gak percoyo ya percoyo aja apa yang disampaikan Gus Dur tadi. Juga tentang tamsil rumah tebakar tadi. Sebagian besar hadirin agak bingung walau mantuk-mantuk karena gak melihat korelasinya NU dengan jaringan luar negeri.
Sekitar 3 bulan kemudian, Subhanallah… safari ke luar ternyata Gus Dur benar-benar jadi Presiden. Dan Gus Dur juga benar-benar bersafari ke luar negeri seakan maniak plesiran. Semua negara yang disebutkan di PCNU Wonosobo itu benar-benar dikunjungi. Dan reaksi dalam negeri juga persis dugaan Gus Dur saat itu bahwa Gus Dur dianggap foya-foya, menghamburkan duit negara untuk plesiran. Yang dalam jangka waktu beberapa bulan sampai 170 kali lawatan. Luar biasa dengan fisik yang (maaf) begitu, demi untuk sebuah keutuhan NKRI.
Pernah suatu ketika Gus Dur lawatan ke Paris (kalau kami tahu maksudnya kenapa ke Paris). Dalam negeri, para pengamat politik dan politikus mengatakan kalau Gus Dur memakai aji mumpung. Mumpung jadi presiden pelesiran menikmati tempat-tempat indah dunia dengan fasilitas negara.
Apa jawab Gus Dur: “Biar saja, wong namanya wong ora mudeng atau ora seneng. Bagaimana bisa dibilang plesiran wong di Paris dan di Jakarta sama saja, gelap gak lihat apa-apa, koq dibilang plesiran. Biar saja, gitu aja koq repot!”
Masih sangat teringat bahwa pengamat politik yang paling miring mengomentrai lawatan Gus Dur sampai masa Gus Dur lengser adalah Alfian Andi Malarangeng, Menpora yang sekarang kena kasus. Tentu warga NU gak akan lupa sakit hatinya mendengar ulasan dia. Sekarang terimalah balasan dari Tuhan.
Satu-satunya pengamat politik yang fair melihat sikap Gus Dur, ini sekaligus sebagai apresiasi kami warga NU, adalah Hermawan Sulistyo, atau sering dipanggil Mas Kiki. terimakasih Mas Kiki.
Kembali ke topik. Ternyata orang yang paling mengenal sepak terjang Gus Dur adalah justru dari luar Islam sendiri. Kristen, Tionghoa, Hindu, Budha dll. mereka tahu apa yang akan dilakukan Gus Dur untuk NKRI ini. Negeri ini tetap utuh minus Timor Timur karena jasa Gus Dur. Beliau tanpa memikirkan kesehatan diri, tanpa memikirkan popularitas, berkejaran dengan sang waktu untuk mencegah kebakaran rumah besar Indonesia.
Dengan resiko dimusuhi dalam negeri, dihujat oleh separatis Islam dan golongan Islam lainnya, Gus Dur tidak perduli apapun demi NKRI tetap utuh. Diturunkan dari kursi presiden juga gak masalah bagi beliau walau dengan tuduhan yang dibuat-buat. Silakan dikroscek data ini. Lihat kembali keadaan beberapa tahun silam era reformasi baru berjalan, beliau sama sekali gak butuh gelar “Pahlawan”. Karena bagi seluruh warga NU “Beliau adalah Pahlawan yang sesungguhnya.”
Disadur dan diedit ulang dari tulisan Gus Theler Cuek (https://www.facebook.com/theler.cuek/posts/743645182347160).
Kunjungi www.facebook.com/muslimedianews Sumber MMN: http://www.muslimedianews.com/2014/04/wajib-dibaca-menjelang-pemilu-gus-dur.html#ixzz2zZoAsWAq
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar