Senin, 04 Agustus 2014

APAKAH ANDA HABIB ?

ANDA HABIB? Pernah salah seorang Kyai matur kepada Ndoro Habib Muhammad Luthfi bin Yahya: "Bib, saya pernah mukalamah (bercakap- cakap secara langsung) dengan abah saya yang suidah meninggal. Abah saya membacakan nasabnya yang tersambung hingga Rasulullah Saw. Apakah benar saya termasuk Habaib, sedangkan selama ini dikenal hanya sebagai seorang Kyai?" Setidaknya ada 2 poin jawaban Ndoro Habib Luthfi bin Yahya: _______________ __ 1. Mukalamah atau bermimpi jumpa dengan Nabi Saw. itu lebih mudah ketimbang mukalamah atau bermimpi jumpa dengan wali. Pasalnya setan tidak mungkin dapat menyerupai beliau Saw., sedangkan para wali masih ada kemungkinan diserupai oleh setan. 2. Hakikat tidak bisa menghukumi syariat. Walau secara hakikat nasabnya tersambung kepada Rasulullah Saw., namun kalau secara tertulis belum atau tidak ada di Rabithah Alawiyyah maka tidak bisa dipaksakan diri untuk disebut sebagai Habib (keturunan Rasulullah Saw.). _______________ ___ Bisa saja Sampean itu seorang Habib. Hanya saja mungkin Sampean belum tahu nasab Sampean sendiri, atau nasab Sampean belum tercatat di Rabithah Alawiyyah. Maka ada istilah Habib Mastur, yakni Habib yang nasabnya sengaja ia sembunyikan atau Habib yang nasabnya tidak ia ketahui dan atau nasabnya belum tercatat di Rabithah Alawiyyah. Namun yang jelas, Habib ya Habib, baik yang tercatat maupun belum dan atau tidak tercatat di Rabithah Alawiyyah. Maka seyogyanya Habib yang tercatat di Rabithah tidak mengusungkan dadanya di depan Habib yang belum atau tidak tercatat di Rabithah. Dan seyogyanya bagi Habib yang nasabnya belum atau tidak tercatat di Rabithah, tak perlu ngotot-ngotot untuk dipersamakan. Dan yang lebih penting lagi adalah, mengaku-aku menjadi seorang Habib (keturunan Rasulullah Saw.) bisa menjadi bumerang yang amat mematikan bagi dirimu sendiri, setidaknya ancaman: "Man kadzdzaba 'alayya muta'ammidan falyatabawwa' maq'adahau minannar." Yang terpenting diantara yang penting adalah, jangan permalukan Datukmu dengan nasabmu. Orang lain membawa amal yang banyak, namun hanya nasab yang kau bawa- andalkan. "Man abtha-a 'amaluh lam yusri' nasabuh."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar